Gua Gong terletak di Pacitan. Cukup jauh dari pusat kota pacitan sekitar 30 km dari pusat kota. Jika dari arah solo dapat mengambil jalur solo wonogiri pacitan, atau solo jogja wonogiri pacitan, atau bisa dari solo lewat Karanganyar kemudian lewat jumantono jumapolo wonogiri kemudian pacitan.
Goa Gong Pacitan (foto:suciana) |
Banyak jalur yang dapat di tempuh dari Solo. Untuk transportasi bisa ditempuh dengan dengan sepeda motor, dengan mobil, dengan bus mini atau dengan kendaraan lain. Kalau memakai bus besar juga bisa namun jalan yang agak sempit membuat bus kurang leluasa.
Waktu itu saya pergi bersama keluarga sehabis lebaran melewati jalur Karanganyar- Jumantono-Jumapolo-Wonogiri-Pacitan. Perjalanannya cukup seru. Dari karanganyar, kami melewati Jumantono Jumapolo, jalannya berkelok-kelok. sesampai di Wonogiri pun jalannya tambah berkelok-kelok serta banyak tikungan mesra. Tikungan mesra itu maksudnya tikungan tajam. Sampailah di wilayah pacitan di daerah Punung, kemudian ada tulisan arah gua gong. Ikuti jalan tersebut. Perjalanan kira-kira membutuhkan sekitar 3 jam dari Karanganyar. Dan waktu yang di tunggu-tunggu akhirnya sampai juga di Gua Gong
Konon dinamakan gua Gong karena kalau diketuk stalaktik dan stalakmitnya berbunyi seperti bunyi Gong. Hmm, semakin penasaran dengan gua ini. Kami sampai di area gua dan kami parkir mobil. Kami parkir di bagian bawah. Sebenarnya bisa langsung parkir di atas sambil beli tiket. Namun kami waktu itu tidak tahu. Jadi kami parkir di bawah.
Untuk menuju gua Gong dari parkiran kami jalan sebentar. kemudian membeli tiket seharga 5000 rupiah. Lalu kami menaiki tangga menuju pintu masuk Gua gong.
Dalam perjalanan menuju pintu masuk kami ditawarkan buku sejarah gua gong serta tawaran untuk menyewa senter. Tarif sewa senter 5000. Tapi tak menyewapun tak apa karena penerangan di dalam gua sudah cukup.
Memasuki pintu gua sudah terlihat stalaktit dan stalakmitnya. Aku sangat penasaran. Namun pengunjung yang berjubel membuatku enggan berlama-lama di dalam gua.
Aku mengamati keindahan gua tersebut satu demi satu dan menyusurinya sampai bawah sungguh sangat indah ciptaan Allah ini. Di bawah ada beberapa sendang. Tetapi aku tak sempat mencicipi air sendang tersebut. Karena banyak pengunjung yang datang, saya serasa kehabisan oksigen. Langkahku ku percepat mengelilingi gua. Saya sudah tak kuat rasa-rasanya pengap di dalam seperti kurang oksigen. Dan akhirnya Saya bisa keluar menghirup udara.
Lain halnya kalau pengunjungnya tidak berjubel mungkin saya akan betah di sana. Fasilitasnya cukuip memadai ada lampu, kipas angin, tangga yang membuat pengunjung lebih mudah ke bawah.
Lain kali saya ingin kembali lagi, sebelum saya kembali saya menyempatkan emmbeli oleh-oleh yang ada di sekitar gua gong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar