Air terjun parang ijo terletak di dataran tinggi gunung lawu. Tepatnya di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Sebagaimana air terjun yang banyak dijumpai, air terjun ini berasala dari aliran sungai kecil. Di musim kemarau debit air berkurang, bahkan tak setetes air pun mengalir di sana. Jika ini terjadi maka sebaiknya Anda datang di musim penghujan. Jika tidak, maka nikmati alam di sekitar daerah tersebut. Hawanya dingin menyegarkan.
Beberapa tahun yang lalu saya dan teman-teman saya melakukan ekspedisi ke tempat ini. Saya ingat betul kejadian tersebut. Pagi-pagi saya ditelepon oleh teman saya. Mereka akan datang menjemput saya sesegera mungkin. Wah, kejutan besar mereka datang. Ya, mereka adalah teman berpetualangan saya ketika saya SMA.
Perjalanan pun di mulai. Saya membonceng Mpok. Mpok adalah sebutan untuk temanku. Karena belum tahu tempatnya, kami sempat bertanya-tanya ke penduduk sekitar. Menuju area wisata tersebut kami juga melewati tempat yang biasanya di lewati untuk menuju air terjun jumog.
Akhirnya, setelah berlelah-lelahan kami sampai juga di tempat tersebut. Ah, kali ini hawa yang dingin jadi tak terasa dingin karena keringat sudah bergumul diseluruh tubuhku. Saking lelahnya berkendara dari tadi.
Sampai di sana saya dikejutkan dengan air terjun yang tampa air. Wah, ini air terjunnya mana ya? . Saya dan teman-teman kemudian berpikir apa mungkin karena kemarau. Sedikt kecewa sudah sampai, tapi tak bisa menikmati keindahan. Kami akhirnya berjalan-jalan di sekitar area air terjun. Di sana ada tulisan agar kita tidak melakukan kesyirikan dengan membuat sesajen atau sejenisnya, kita disuruh tetap beribadah kepada Allah. Tulisan tersebut di tulis diatas batu. Saya lupa bagaimana detail lafal dari tulisan tersebut. Tulisan ini dibuat mungkin karena banyaknya praktek sesajen yang ada di sekitar atau bisa jadi hanya sebuah nasehat.
Kami menulusuri tangga yang ada di sekitar sambil menimati pemandangan. Kami datang kira-kira 5 tahun yang lalau. Cukup lama juga ternyata,hehe. Lanjut lagi ceritanya, setelah mengelilingi tempat tersebut, kami melihat bilik-bilik. Astaghfirullah, ada sepasang muda mudi yang memadu kasih di bilik peristirahatan, ah tidak. Kami melanjutkan perjalanan lagi lebih naik lagi, eh ternyata juga ada bilik peristirahatan yang terkesan tersembunyi dibalik dedaunan. Lagi, lagi kami menemui orang yang memadu kasih.
Kami bosan dengan penyalahgunaan tempat ini. Akhirnya kami ngesot saja. Eh tidak ngesot, kami memilih tempat beristirahat yang dekat dengan tebing. Hmm, yang ini nih pemandangan perbukitan hijau dipadu dengan hamparan sawah menyejukkan pandangan mata.
Setelah memasuki waktu dhuhur kami sholat dan makan. Lalu kami pulang, dengan sedikit menyesal karena tak bisa melihat air terjun karena kering kerontang.
Maaf dalam artikel ini belum ada potonya, belum musim hp berkamera :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar